Pohon dengan batang tunggal
atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu,
berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang
beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil
dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang
baik digunakan untuk bangunan. Daun merupakan daun tunggal dengan pertulangan
menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk. Bunga tersusun
majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan
betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan
bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter
10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah
tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut,
melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap
air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang
melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang
mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding
endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar
ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan
pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudra Hindia,
namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat
tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan
meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
Kelapa
adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat
dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga
bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno
Hatta) oleh Sedijatmo.
Kayu dari
batangnya, yang disebut kayu glugu, dipakai orang sebagai kayu
dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.
Daunnya
dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur,
dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk
hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa
dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan
yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah
dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
Mayang kelapa, dengan seludang bunga (spatha). |
Tandan bunga yang masih muda, yang
disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga
palma) atau manggar dalam bahasa jawa, dipakai orang
untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Mayang oleh orang
Jawa-Mataraman dipakai sebagai bahan pengganti gori dalam
pembuatan gudeg dan disebut gudeg manggar. Bunga betina
atau buah mudanya, disebut bluluk dalam bahasa Jawa,
dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air)
nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai
penyegar atau di frementasi menjadi tuak. Gula kelapa juga
dibuat dari nira ini.
Buah kelapa adalah bagian paling
bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa
serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar,
pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta
media bagi anggrek. Tempurung atau batok,
yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar,
pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai kerajinan
tangan.
Es kelapa muda
atau es degan.
|
Endosperma buah kelapa yang berupa
cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok ("daging buah
kelapa") adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih
dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es
degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral
racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya
tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma.
Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor.
Bagian dalam tempurung kelapa, memperlihatkan "daging" buah kelapa, bahan baku kopra |
.
|
Daging buah tua kelapa berwarna putih
dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan.
Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi
perdagangan bernilai ekonomis, yang disebut kopra. Kopra
adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua
biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri
kopra. Namun demikian, cairan ini dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi
bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan
merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging buah kelapa juga dapat
dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada masakan daging serta dapat
dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar