Sebuah gambaran realita
hidup yang dirasakan, perut tidak pernah kompromi untuk
tidak lapar, dorongan perut yang menjadi dasar untuk bergerak mencari apa yang
bisa dimakan dan bagaimana supaya bisa dimakan.
Bukan hanya itu, sebab lain untuk bergerak mencari harta karena
keinginan untuk memenuhi dari sebab adanya hajat biologis keturunan sehingga
menuntut untuk memiliki harta untuk biaya kehidupan keluarga (istri dan anak).
Rasa kemanusiaan terhadap kehidupan mendorong untuk berpikir apa yang harus
dikerjakan. Bekerja pada orang lain terasa tidak lagi menjadi jawaban saat ini,
“siapa yang akan mempekerjakan dengan hanya kemampuan dan sedikit waktu saat
ini ?”.
Kebutuhan
dan dorongan ini yang mendorong untuk berpikir “apa yang harus dikerjakan untuk
mendapatkan harta ?”, gensi kalau harus meminta-minta. Harus menjadi “pengusaha”
tapi “dari mana dan berapa besar yang harus dibutuhkan untuk modal ?” sekali
lagi akal meminta jawaban. Dan sekali lagi menjawab “mulailah dari yang ada”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar